Red Bobblehead Bunny Hati Berderai Air Mata - HILDAWANTI
WELCOME TO HILDAWANTI BLOG -- Stay Enjoy --

Hati Berderai Air Mata


Aku dan Kisahku

(fiksi)



Rumahku tidak seperti dulu lagi. Keramaian yg pernah aku rasakan, kehangatan yg selalu aku dapatkan, kini menjelma menjadi sebuah kepedihan. Hari demi hari telah aku jalani, dengan hati penuh dengan kehancuran, aku mencoba untuk tetap bertahan dan bangkit dari semua bayang bayang kenangan. Saat aku sendiri, selalu saja air mata ini terjatuh tanpa sebab. Luka masa lalu terlanjur membekas dihati ini. Dulu, masa kecilku sangatlah naif. aku tidak pernah membayangkan kehidupan seperti yg aku jalani saat ini. Tak terkira jika sekarang ini aku merindukan tawa dari raut wajahku dulu, senyum dari bibirku. Ntah apa yg telah terjadi, aku tidak tahu apapun. Kenapa takdir mempermainkan hati dan mimpiku. Yg aku tahu Kehancuran ini, semuanya sungguh aku sangat membenci tuhan saat itu. Ditinggalkan satu demi satu orang yg sangat aku sayangi. Dia telah mempermainkan perasaanku dan kepercayaan ku akan mimpi dan kebahagiaan. Setiap rintik dari hujan yg jatuh selalu mengingatkan ku pada kesendirian. Aku hanya bertanya tanya, apakah memang ini takdir atau memang kesalahan yg seharusnya aku tidak dilahirkan? Kenyataan ini, membuat di setiap keseharian ku menjadi tidak berdaya. Jika malam tiba, aku selalu bisa mendengar dentikan jarum jam mengisi ruang kesendirian ku. Keadaan ku ini membuat ku berfikir untuk menyerah. Aku hanya berharap di keadaanku ini sosok seorang ibu ada disamping ku. Memeluk ku dan membimbing ku. Hahaha, mungkin aku hanya terlalu berharap yg tidak mungkin terjadi. Jika saja hari itu tidak pernah aku alami di kehidupan ku, aku tidak akan seperti sekarang ini. Aku terus, terus saja memikirkan nya, meskipun hati ku menolak akan takdir yg begitu menyedihkan. Air mata terus menerus berjatuhan seperti badai yg selalu menjatuhkan rerintikan hujan. Berkali - kali aku mencoba untuk tidak memikirkannya, namun seolah semakin ku paksakan itu tidak akan hilang. Selalu saja seperti ini. Aku menolak, sekali lagi dan berulang kali bahkan selamanya aku tidak menerima semua ini.

Kau tahu? aku seperti seekor burung hantu. Seakan mati saat siang, sedang malam adalah teman sejati ku untuk bernafas. Matahari tidak lagi bisa menyinari kosongnya hati ini. Terlalu menyakitkan, terlalu banyak harapan dan kenangan. Dulu, kekosongan ini diisi oleh mereka, dia dan kamu. Perlahan hari demi hari mereka dirampas dariku, dari sisiku, dari hati ini. Ya, burung hantu. Hidupku sekarang ini seperti bernafas namun tak bernyawa. Keterpaksaan ini, rasa sakit ini, kesedihan ini selalu menyayat setiap daging, tulang, bahkan kulit di tubuhku. Kau tahu? Aku terkapar sekarang ini, satu pun tak ada yg mengetahui betapa menderita nya hati ku ini. Tubuhku hanya bisa terbaring sembari mengingat kenangan yg membuat air mata dan bibirku tersenyum meskipun sekejap. Jika saja semua ini hanya mimpi, aku ingin secepatnya membuka kedua mataku dan terbangun dari kesengsaraan ini. Ibu, kakak, dan adik  ku telah direnggut dari sisi ku. Seperti sebuah kapal yg dihantam lautan. Tak tersisa apapun, satupun, hanya lautan yg tenang. Seperti hal nya aku, keluarga ku, yg dihantam takdir. Tak tersisa apapun, bahkan senyuman yg selalu aku lihat dari wajah mereka kini, tak terlihat lagi. Aku merindukan kebersamaan dan tawa mereka. Selalu mendengung di telinga ku, kata kata terakhir yg kalian ucapkan, tawa yg kalian tunjukkan dan rasa sakit yg kalian perlihatkan. Satu per satu semakin jelas terasa di hati ini. Aku lelah, aku ingin berhenti menyakiti hati ku sendiri. Mengingat nya seakan aku menyayat hati ku sedikit demi sedikit. Tolong bantu AKUU!! AKUU terjebak akan rasa sakit yg menyelimuti hatiku setiap saat.

.

..

...

15 tahun yang lalu

Usia ku saat itu menginjak 6 tahun. Seperti anak anak seumuran ku  yg lainnya aku mulai bersekolah. Seingat ku, disana aku memiliki banyak teman teman yg menyayangi ku. Canda tawa selalu terlihat diraut wajah mungil ku. Hal yang paling membuat ku semangat bersekolah adalah keluarga ku. Mereka selalu bergantian mengantar jemput ku saat bersekolah. Dan yang paling membuatku bahagia adalah ibuku, dia selalu mendampingi ku setiap saat. Ibuku saat itu berjualan nasi goreng disekolah ku. Teman temanku selalu membeli nya dan berkata kepadaku bahwa nasi goreng ibuku sangatlah lezat. Betapa senang dan bangganya diriku saat itu. Jujur saja, ibuku memang yang paling terbaik dalam bidang memasak. Aku bangga terhadapnya. Namun, semakin aku bertambah usia. Aku mulai iri dengan teman temanku. kehidupan yg mereka jalani saat itu sangat berbeda dengan kehidupan ku. Aku mulai malu akan kenyataan bahwa aku hanya anak seorang ibu penjual nasi goreng. Betapa bodohnya aku saat itu. Aku mulai cuek terhadap ibuku, bahkan saat disekolah pun aku tidak pernah makan masakannya karena malu. Aku selalu melihat teman temanku dengan kedua orang tuanya. Betapa beruntung nya mereka, sedangkan aku dibanding mereka tidak ada apa apanya. Sampai saat itu tiba, saat yg paling menyakitkan dalam kehidupanku. Aku ingat sekali, pagi itu, dengan kedua mataku, betapa hancur nya hatiku saat melihat ibuku terbaring dihalaman. Aku hanya bisa menangis dan berteriak saat itu, tak ada yg bisa aku lakukan. Tak lama ayahku datang dan membaringkan ibuku di tempat tidur. Yang lebih membuatku hancur adalah saat seorang dokter berkata bahwa ibuku sudah meninggal. Ya, meninggal, dia meninggalkan ku untuk selamanya. Menangis, lagi, lagi dan lagi. Hanya itu yg bisa aku lakukan. Tubuhku mulai lemas, rasa sakit didalam hatiku ini semakin melebar seakan sebuah pisau menyayat nyayat semua bagiaan tubuhku. Apa yg sudah aku perbuat. Dasar bodoh!!! Pikiranku ntah sudah kemana mana. Aku tak bisa bergerak, berkata pun aku tak sanggup. Namun, air mata terus menerus berjatuhan. Seakan semua ini adalah kesalahanku. Aku menyesal! Aku menyesali semua perkataan ku!! Tolonggg kembalikan ibuku!! Aku mohon!! Aku berteriak didalam hati seakan bibirku tak bisa mengucap satu katapun. Saat itu aku hanya berfikir, siapa yang akan memasak jika aku lapar, siapa yang mengantarku ke sekolah, siapa yg akan menemaniku saat disekolah, siapa yg akan aku temani berbelanja dipasar, Siapa? Siapa?? SIAPAAAA?!!!!

follow me on instagram

0 Response to "Hati Berderai Air Mata"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel