Red Bobblehead Bunny Mimpi Di Hidup Mia - HILDAWANTI
WELCOME TO HILDAWANTI BLOG -- Stay Enjoy --

Mimpi Di Hidup Mia

Hai, aku mia. Umurku baru saja menginjak 10 tahun dan sekarang aku sudah duduk dikelas 5 sekolah dasar. Aku hidup seperti layaknya anak anak kecil se usiaku, canda, tawa, riang, dan keseharianku hanya bermain bersama teman. Aku terkadang iri dengan temanku, mereka hidup dikeluarga yg kaya raya, apapun yg mereka inginkan dapat terkabul. Sedangkan aku hanya seorang anak dari keluarga yang tidak berkecukupan. Aku juga tidak secantik teman temanku. Aku selalu sadar bahwa kehidupanku ini memang berbeda dari kebanyakan teman temanku,namun kalau masalah pelajaran aku satu satunya orang yg sangat ambisius dalam hal apapun itu. Dari kecil aku memang terlahir menjadi seorang wanita, terkadang aku bingung, sering kali aku lebih menyukai hal hal yang cenderung laki laki lakukan. Seperti bermain bola, bermain mobil mobil an, dll. Ntah kenapa aku lebih senang jika memiliki teman laki laki. Namun, aku sadar diri bahwa mereka tidak ingin bermain denganku karena aku jelek. Aku pernah menyukai teman sekelas ku, tapi tidak mungkin dia menyukaiku juga. Sampai aku tahu bahwa temanku berpacaran dengan sahabatku. Ya, dia rina. Sahabatku yg sangat cantik. Aku tidak sedih, tidak juga marah, karena dia sahabatku. Aku senang jika dia senang. Mana mungkin aku mengharapkan sesuatu yg tidak akan mungkin terjadi. Kan aku jelek dan miskin, siapa yg mau denganku?.......
(satu tahun kemudian)
Aku harus mengalami hal yg membuat hidupku semakin hancur. Ya, benar saja, aku harus kehilangan salah satu orang tua ku disaat aku masih duduk dikelas 5 ini. Mimpi mimpi ku hancur, masa depan ku tidak ada harapan. Aku tidak percaya tuhan setega ini kepada anak kecil yg tidak berdaya ini. Aku sedih dan hancur. Aku kesal dan marah. Semua angan anganku musnah. Hari demi hari aku lewati dengan rasa sakit yg hanya aku sendiri yg bisa mengerti. Di sekolah aku menjadi sosok yg pendiam, aku hanyut dalam kesedihan. Bahkan teman ku sering mengataiku anak yatim. Aku tidak bisa memperlihatkan tangisanku didepan mereka. Kulari ke kamar mandi sembari menangis didalam hati. Kenapa? Salah ku apa? Ucapku. Sesampainya dirumah, aku hanya dikamar, mengunci pintu dan menonton televisi, itu selalu aku lakukan sampai aku menginjak bangku kelas 6. Aku tidak punya teman untuk cerita dirumah, semua kakakku pergi bekerja. Mereka bahkan tidak ada yg memperdulikan aku lagi. Makan saja selalu aku yg memasak sendiri untuk diriku. Aku berubah menjadi sosok yg cuek dan tidak perduli dengan apapun. Sampai aku ditawari ikut tinggal bersama kakakku. Aku berfikir jika aku ikut mungkin aku bisa lebih memiliki banyak teman dan aku tidak ingin merasa kesepian seperti ini lagi. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut bersama kakakku, disana aku mendapat banyak pelajaran hidup dan pemahaman mengenai dunia luas. Sampai saat ini mimpiku masih belum aku pikirkan. Aku tidak punya cita cita. Aku tidak punya mimpi. Aku hanya menjalani hidup ini dengan membantu orang lain dan menghibur orang lain agar mereka tersenyum dan tertawa. Aku tidak ingin melihat mereka menangis dan sedih, menurutku cukup aku saja yg merasakan itu. Dunia ini cukup aneh bagiku. Kadang hal kecil bisa membuat orang bahagia dan kadang bisa membuat orang menderita. Aku bersyukur kepada tuhan, karena dia telah membuat alur cerita dalam hidupku penuh dengan warna. Aku belajar dari kesalahan, kegagalan, kesedihan, dan pengalaman. Tuhan, aku percaya kau tidak akan tidur, dan tidak akan membiarkan manusia lemah sepertiku ini terus menerus menderita. Aku percaya dibalik alur yg berwarna ini, setitik kebahagiaan dimasa depan akan aku rasakan suatu saat nanti. Aku tidak akan melupakan semua kenangan dan orang orang baik didalam alur cerita ku ini. Aku mia, sangat berterima kasih kepada teman, sahabat, keluarga, guru, dosen yg telah membawaku sampai detik ini. Bagiku mimpi bukan hanya sekedar ingin menjadi sesuatu, atau ingin sesuatu. Mimpi itu dimana sesuatu yg tidak kita ketahui terjadi di kehidupan kita. Mau itu sesuatu yg baik dan buruk sekalipun, mimpi masih  bisa kita kendalikan. Aku mia, menurutku mimpi itu adalah pilihan. 

0 Response to "Mimpi Di Hidup Mia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel